Rabu, 05 Agustus 2015
NAVIGASI
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection,perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.
Alat-alat navigasi terdiri dari:
a. Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north= utara), S (south= selatan), E (east= timur) dan W (west= barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east= timur laut), SE (south east=tenggara), SW (south west= barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi dan kompas bidik/prisma.
b. Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.
c. Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandingan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisar/geografi/wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan deklinasi magnetis.
d. GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking(memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi dan menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.
Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat
Minggu, 19 April 2015
Bencana Alam Banjir
Hai guys…udah lama yaa saya nggak posting artikel hehe .Kali ini saya akan
memosting tentang Bencana alam
banjir mulai dari pengertiannya,faktor-faktor penyebabnya,ciri-cirinya ,dampaknya,dan
cara mengantisipasinya.
Kerugian banjir di Jakarta dan sekitarnya pada bulan februari 2007
diperkirakan oleh Bappenas mencapai Rp. 8,8 triliun. Departemen Sosial
menyatakan, kerugian harta akibat banjir bandang di Situbondo dan
Bondowoso Provinsi Jawa Timur, pada februari 2008 diperkirakan mencapai
sekitar Rp. 350 miliar. Walhi memperkirakan total kerugian langsung
akibat banjir yang melanda Pulau Sumatera sejak bulan Maret hingga
November 2008 mencapai Rp. 500 miliar. Berita-berita terkait banjir dan
kerugiannya yang biasanya menghiasi headline surat kabar ketika musim
penghujan melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Kerugian akibat
bencana banjir biasanya juga menyentuh persoalan interaksi sosial,
terhentinya roda perekonomian untuk sementara dan kadang kala bisa
berujung pada terenggutnya korban jiwa.
Ada tiga faktor sangat berpengaruh penyebab banjir terjadi. Pertama kerusakan lingkungan, hal ini ditandai peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi (pemanasan global). Para pakar dan ilmuwan lingkungan yang tergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 derajat Celcius atau setara dengan 2,0 hingga 11,5 derajat fahrenheit antara tahun 1990 dan 2100. Kondisi bumi yang memanas menyebabkan perubahan iklim semakin tidak stabil. Dampak perubahan iklim bagi Indonesia dapat dirasakan dengan semakin keringnya musim kemarau dan intensitas air hujan yang semakin tinggi di musim penghujan. Naiknya permukaan air laut disebabkan dataran es di kutub mencair serta merta membuat abrasi pantai semakin cepat. Kedua fenomena alam tersebut membuat terbenamnya daratan yang biasanya kering dan dapat ditinggali oleh manusia atau biasa kita kenal dengan istilah banjir.
Faktor kedua adalah sistem pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan semakin berpengaruh terhadap kehadiran bencana banjir, seiring dengan kecenderungan semakin meningkatnya wilayah perkotaan. Pertambahan jumlah penduduk, terutama di wilayah perkotaan, berdampak pada peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal dan daya dukung perkotaan. Meluasnya wilayah pemukiman memiliki pengaruh langsung terhadap berkurangnya daerah resapan air, karena hampir seluruh permukaan tanah berganti dengan aspal atau beton. Kondisi tersebut diperparah dengan penataan bangunan dan wilayah yang kurang memperhatikan sistem pembungan air. Kekurang ketersediaan pepohonan yang dapat berfungsi sebagai peresapan air merupakan kombinasi yang semakin sempurna untuk mendatangkan bencana banjir. Hampir sebagian besar kota-kota besar di Indonesia belum memiliki sistem drainase yang terpadu.
Faktor ketiga yang lebih penting dari kedua faktor diatas adalah perilaku manusia. Perbedaan mencolok antara desa dengan kota selain dilihat dari tingkat kepadatannya adalah pola hidup. Orang di desa lebih mampu bersahabat dengan alam sekitarnya sedangkan di kota seringkali tidak menghiraukan aspek lingkungan. Buktinya adalah di kota-kota besar, gedung bertingkat dan jalanan beton menggusur tanah- tanah resapan air, bahkan situ atau danau ditimbun kemudian dibangun mall. Keegoisan manusia telah menyebabkan bencana banjir selalu dekat dengan kehidupan kita.
Industrialisasi juga berawal dari kota, ditandai dengan bangunan pabrik-pabrik penggerak roda ekonomi , sehingga menjadikan kota juga sebagai penghasil polusi. Karena berbagai alasan orang dikota lebih senang mempergunakan kendaraan bermotor sehingga menghasilkan polusi lebih besar lagi. Pada satu titik tertentu, aktifitas manusia yang melepaskan karbondioksida (CO2) ke udara jauh melebihi kecepatan dan kemampuan alam untuk menguranginya. Hal tersebut telah berkontribusi kepada perubahan iklim yang semakin tidak bersahabat terhadap manusia.
Tingkah laku manusia yang mengesankan keegoisannya terhadap alam juga dapat dilihat dari persoalan sampah yang berada pada sungai-sungai. Perilaku manusia dalam sistem pembuangan sampah juga memiliki andil dalam kehadiran bencana banjir. Setidaknya Walhi mencatat bahwa pada tahun 2000, kota Jakarta menghasilkan 25.700 m3 sampah per hari. Sehingga volume sampah selama tahun 2000 dapat mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur adalah 55.000 m3). Perilaku membuang sampah sembarangan telah berakibat pada terganggunya sistem pembuangan air dan pada gilirannya ketika musim hujan tiba akan mengakibatkan tergenangnya area di sekitar saluran air yang terhambat tersebut.
Keegoisan tingkah laku manusia lainnya yang berkontribusi terhadap bencana banjir adalah pengrusakan alam secara membabi buta. Atas nama keuntungan pribadi seringkali hutan kita ditebang secara serampangan dan melupakan upaya penanaman kembali. Padahal pohon tersebut memiliki peran sebagai penyerap dan penahan air yang tidak dapat fungsinya digantikan oleh apapun. Selain itu pepohonan juga dapat berfungsi sebagai para-paru alam. Situasi yang cukup mengenaskan adalah adanya fakta tentang penggundulan hutan di sekitar daerah aliran sungai. Jadi sebenarnya penyebab kerusakan di bumi adalah ulah manusia dan yang akan merasakan dampaknya adalah manusia juga.
Sebelum kepunahan ras manusia akibat dari perilaku manusia, terutama terkait dengan persahabatannya dengan alam, maka perlu langkah-langkah sistematis untuk menghadapi ketiga faktor penyebab utama bencana banjir. Persoalan tersulit sepertinya adalah bagaimana merubah tingkah laku manusia supaya dapat menciptakan keharmonian dengan alam. Merubah perilaku manusia secara keseluruhan sebenarnya dapat dimulai dengan mencobanya pada diri kita sendiri. Setelah itu, kita pun harus mulai bisa berperan memberikan penyadaran kepada masyarakat di sekitar kita. Sebagai mahluk sosial, tentunya manusia dapat mengupayakan sesuatu yang lebih besar lagi bagi kehidupan yang lebih baik. Manusia pun mampu untuk merencanakan sebuah sistem pengendalian banjir yang lebih terpadu dan memperhatikan keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam. Kita pun dapat berupaya untuk menghasilkan generasi yang ramah terhadap alam.
Untuk menciptakan manusia yang bersahabat dengan alam, pastinya harus melibatkan alam dalam kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan biologi, ekologi, geografi, fisika, kimia dan lain sebagainya dapat memberikan pemahaman kepada murid tentang banjir yang kerap terjadi ketika musim penghujan. Akan tetapi kebanyakan proses belajar hanya sebatas penyampaian informasi seperti di kelas. Padahal menurut penganut behaviourisme, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Bloom (1956) seperti memperkuat pendapat kaum behaviour melalui taksonomi tujuan pendidikan yang memandang belajar itu harus meliputi tiga aspek yaitu kognitif (intelektual), afektif (emosi) serta psikomotor (perilaku).
Konklusi sederhananya jika manusia belum mampu bersahabat dengan alam lingkungannya bahkan perilakunya merusak dan menyebabkan bencana, dapat saya katakan bahwa proses belajar tesebut telah gagal. Mungkin selama ini metode yang dipergunakan hanya sebatas ceramah dan menghapal rumus semata. Perubahan perilaku hidup yang ramah lingkungan bukan dibuktikan dengan teori maupun rumus semata tetapi dengan tingkah laku. Pendekatan metode pembelajaran dengan mengedepankan ranah afektif dan psikomotor harus lebih diutamakan.
Metode live in adalah cara mengajar dengan memperkenalkan siswa terhadap objek belajar seperti sungai kemudian mencoba mempraktekkan pola hidup yang ramah terhadap lingkungan. Siswa berproses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman dengan dibantu oleh seorang guru (tutor). Pengajaran seperti ini mungkin dapat diterapkan pada berbagai kampung wisata atau pun sekolah alam. Penyadaran seperti ini yang akan mengubah perilaku manusia dalam memperlakukan alam dengan bijaksana sehingga bencana banjir dapat direduksi.
Ini beberapa gambar banjir yang sering terjadi di Jakarta
Sumber: http://www.ahmadheryawan.com/kolom/94-kolom/1676-banjir-sebagai-proses-penyadaran.html
Ada tiga faktor sangat berpengaruh penyebab banjir terjadi. Pertama kerusakan lingkungan, hal ini ditandai peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi (pemanasan global). Para pakar dan ilmuwan lingkungan yang tergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 derajat Celcius atau setara dengan 2,0 hingga 11,5 derajat fahrenheit antara tahun 1990 dan 2100. Kondisi bumi yang memanas menyebabkan perubahan iklim semakin tidak stabil. Dampak perubahan iklim bagi Indonesia dapat dirasakan dengan semakin keringnya musim kemarau dan intensitas air hujan yang semakin tinggi di musim penghujan. Naiknya permukaan air laut disebabkan dataran es di kutub mencair serta merta membuat abrasi pantai semakin cepat. Kedua fenomena alam tersebut membuat terbenamnya daratan yang biasanya kering dan dapat ditinggali oleh manusia atau biasa kita kenal dengan istilah banjir.
Faktor kedua adalah sistem pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan semakin berpengaruh terhadap kehadiran bencana banjir, seiring dengan kecenderungan semakin meningkatnya wilayah perkotaan. Pertambahan jumlah penduduk, terutama di wilayah perkotaan, berdampak pada peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal dan daya dukung perkotaan. Meluasnya wilayah pemukiman memiliki pengaruh langsung terhadap berkurangnya daerah resapan air, karena hampir seluruh permukaan tanah berganti dengan aspal atau beton. Kondisi tersebut diperparah dengan penataan bangunan dan wilayah yang kurang memperhatikan sistem pembungan air. Kekurang ketersediaan pepohonan yang dapat berfungsi sebagai peresapan air merupakan kombinasi yang semakin sempurna untuk mendatangkan bencana banjir. Hampir sebagian besar kota-kota besar di Indonesia belum memiliki sistem drainase yang terpadu.
Faktor ketiga yang lebih penting dari kedua faktor diatas adalah perilaku manusia. Perbedaan mencolok antara desa dengan kota selain dilihat dari tingkat kepadatannya adalah pola hidup. Orang di desa lebih mampu bersahabat dengan alam sekitarnya sedangkan di kota seringkali tidak menghiraukan aspek lingkungan. Buktinya adalah di kota-kota besar, gedung bertingkat dan jalanan beton menggusur tanah- tanah resapan air, bahkan situ atau danau ditimbun kemudian dibangun mall. Keegoisan manusia telah menyebabkan bencana banjir selalu dekat dengan kehidupan kita.
Industrialisasi juga berawal dari kota, ditandai dengan bangunan pabrik-pabrik penggerak roda ekonomi , sehingga menjadikan kota juga sebagai penghasil polusi. Karena berbagai alasan orang dikota lebih senang mempergunakan kendaraan bermotor sehingga menghasilkan polusi lebih besar lagi. Pada satu titik tertentu, aktifitas manusia yang melepaskan karbondioksida (CO2) ke udara jauh melebihi kecepatan dan kemampuan alam untuk menguranginya. Hal tersebut telah berkontribusi kepada perubahan iklim yang semakin tidak bersahabat terhadap manusia.
Tingkah laku manusia yang mengesankan keegoisannya terhadap alam juga dapat dilihat dari persoalan sampah yang berada pada sungai-sungai. Perilaku manusia dalam sistem pembuangan sampah juga memiliki andil dalam kehadiran bencana banjir. Setidaknya Walhi mencatat bahwa pada tahun 2000, kota Jakarta menghasilkan 25.700 m3 sampah per hari. Sehingga volume sampah selama tahun 2000 dapat mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur adalah 55.000 m3). Perilaku membuang sampah sembarangan telah berakibat pada terganggunya sistem pembuangan air dan pada gilirannya ketika musim hujan tiba akan mengakibatkan tergenangnya area di sekitar saluran air yang terhambat tersebut.
Keegoisan tingkah laku manusia lainnya yang berkontribusi terhadap bencana banjir adalah pengrusakan alam secara membabi buta. Atas nama keuntungan pribadi seringkali hutan kita ditebang secara serampangan dan melupakan upaya penanaman kembali. Padahal pohon tersebut memiliki peran sebagai penyerap dan penahan air yang tidak dapat fungsinya digantikan oleh apapun. Selain itu pepohonan juga dapat berfungsi sebagai para-paru alam. Situasi yang cukup mengenaskan adalah adanya fakta tentang penggundulan hutan di sekitar daerah aliran sungai. Jadi sebenarnya penyebab kerusakan di bumi adalah ulah manusia dan yang akan merasakan dampaknya adalah manusia juga.
Sebelum kepunahan ras manusia akibat dari perilaku manusia, terutama terkait dengan persahabatannya dengan alam, maka perlu langkah-langkah sistematis untuk menghadapi ketiga faktor penyebab utama bencana banjir. Persoalan tersulit sepertinya adalah bagaimana merubah tingkah laku manusia supaya dapat menciptakan keharmonian dengan alam. Merubah perilaku manusia secara keseluruhan sebenarnya dapat dimulai dengan mencobanya pada diri kita sendiri. Setelah itu, kita pun harus mulai bisa berperan memberikan penyadaran kepada masyarakat di sekitar kita. Sebagai mahluk sosial, tentunya manusia dapat mengupayakan sesuatu yang lebih besar lagi bagi kehidupan yang lebih baik. Manusia pun mampu untuk merencanakan sebuah sistem pengendalian banjir yang lebih terpadu dan memperhatikan keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam. Kita pun dapat berupaya untuk menghasilkan generasi yang ramah terhadap alam.
Untuk menciptakan manusia yang bersahabat dengan alam, pastinya harus melibatkan alam dalam kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan biologi, ekologi, geografi, fisika, kimia dan lain sebagainya dapat memberikan pemahaman kepada murid tentang banjir yang kerap terjadi ketika musim penghujan. Akan tetapi kebanyakan proses belajar hanya sebatas penyampaian informasi seperti di kelas. Padahal menurut penganut behaviourisme, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Bloom (1956) seperti memperkuat pendapat kaum behaviour melalui taksonomi tujuan pendidikan yang memandang belajar itu harus meliputi tiga aspek yaitu kognitif (intelektual), afektif (emosi) serta psikomotor (perilaku).
Konklusi sederhananya jika manusia belum mampu bersahabat dengan alam lingkungannya bahkan perilakunya merusak dan menyebabkan bencana, dapat saya katakan bahwa proses belajar tesebut telah gagal. Mungkin selama ini metode yang dipergunakan hanya sebatas ceramah dan menghapal rumus semata. Perubahan perilaku hidup yang ramah lingkungan bukan dibuktikan dengan teori maupun rumus semata tetapi dengan tingkah laku. Pendekatan metode pembelajaran dengan mengedepankan ranah afektif dan psikomotor harus lebih diutamakan.
Metode live in adalah cara mengajar dengan memperkenalkan siswa terhadap objek belajar seperti sungai kemudian mencoba mempraktekkan pola hidup yang ramah terhadap lingkungan. Siswa berproses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman dengan dibantu oleh seorang guru (tutor). Pengajaran seperti ini mungkin dapat diterapkan pada berbagai kampung wisata atau pun sekolah alam. Penyadaran seperti ini yang akan mengubah perilaku manusia dalam memperlakukan alam dengan bijaksana sehingga bencana banjir dapat direduksi.
Ini beberapa gambar banjir yang sering terjadi di Jakarta
Sumber: http://www.ahmadheryawan.com/kolom/94-kolom/1676-banjir-sebagai-proses-penyadaran.html
Jumat, 12 Desember 2014
BAHAN OSENG TEMPE KACANG PANJANG
Bahan dan bumbu :
2 ikat kacang panjang,dipotong 4cm.
1 buah tempe,dipotong dadu.
1 sdm kecap manis.
½ sdt terasi
½ gelas air
1 sdm minyak untuk menumis.
Diiris :
2 siung bawang
putih.
1 buah tomat.
3 butir bawang
merah.
6 buah cabe
rawit,jika suka pedas.
CARA MEMBUATNYA :
1.Cucilah hingga
bersih kacang panjang yang telah anda potong-potong sebelumnya,lalu tiriskan.
2.Tumis bahan
bumbu yang sudah diiris hingga harum.Setelah itu beri air,kecap,terasi dan saus
tiram.Aduk-aduk hingga merata.
3.Masukan tempe
yang telah dipotong-potong sebelumnya,lalu kemudian beri gula, garam dan
penyedap secukupnya,kemudian aduk rata.
4.Tunggu hingga
kuasnya terlihat menyerap dalam tempe.Setelah
itu,masukkan kacang panjang.
5.Kemudian aduk
rata lagi,dan tunggu sampai matang.
6.Setelah
matang,kemudian angkat .Oseng tempe kacang panjang buatan anda pun siap
disajikan.
Semoga bermanfaat ya J selamat mencoba JJJ
Jumat, 28 November 2014
Cara Back Up Data
pada Laptop
Banyak masalah yang bisa muncul pada laptop dan mengharuskan kita untuk berhati-hati menjaga keamanan data yang tersimpan. Back up data pada laptop menjadi semacam keharusan supaya kita aman dari kerusakan atau kehilangan file penting. Terlebih jika kita hanya menggunakan laptop dan bukan PC. Sifat mobile yang melekat pada laptop membuatnya lebih rentan terhadap benturan dan goncangan. Biasanya, hard disk menjadi tempat pertama yang menjadi korban. Data hilang, partisi tidak muncul, Windows tidak mau booting, dan sebagainya. Belum lagi kemungkinan serangan virus yang kian hari kian berbahaya saja.
Untungnya, Windows 7 secara built-in, sudah dilengkapi dengan tool untuk melakukannya dengan mudah. Meski sebenarnya jelas, namun terkadang agak susah dipahami maksudnya. Kita bisa memanfaatkan fitur bawaan Windows 7 yang bernama Backup and Restore. Kemampuannya saya rasa cukup, dan menghindarkan kita untuk memakai tool backup data dari pihak lain. Dengan Backup and Restore ini, kita bisa mengatur backup terjadwal secara teratur, menyimpan data ke storage atau media penyimpanan eksternal (external hard drive, drive lain dalam jaringan, atau ke DVD) dengan mudah. Terus bagaimana cara backup data di laptop?
Mudah kog, ikuti langkah-langkah berikut ini untuk melakukannya.
1.Klik “Start | Control Panel | System and Security | Backup and Restore.”
2.Klik “Set up backup” untuk
mulai mengatur backup. Bisa agak lama, tapi biasanya tidak lebih dari dua menit
untuk menganalisis media yang tersedia untuk melakukan backup.
3. Pilih tempat di mana anda ingin menyimpan data backup.
Meskipun Anda dapat menggunakan DVD Writer, namun karena DVD biasanya cuman
memeliki kapasitas penyimpanan sebesar 4,7GB, maka dia tidak memiliki cukup
ruang untuk mendukung sistem yang memungkinkan Anda untuk mengembalikan
pengaturan sistem yang ada. Pilih saja hard drive eksternal, hard drive
jaringan atau flash drive dengan ruang yang cukup. Kalau anda sudah menginstall
banyak aplikasi dalam Windows, atau anda hendak membuat image backup, ruang
kosong sebesar minimal 10GB wajib anda siapkan.
4. Kemudian, pilih apakah Anda ingin Windows untuk memilih direktori yang
didukung, atau memilih lokasi penyimpanan lainnya. Anda boleh-boleh saja kog
mengatur supaya folder-folder yang besar tidak usah dibackup, terlebih ketika
anda punya masalah dengan sisa space kosong di dalam hard disk. Kalau anda
tidak merasa melakukan install ulang Windows 7 itu masalah besar, sepertinya
pilihan untuk mematikan pilihan membackup system image lebih baik. Klik “”Next”
untuk melakukan backup.
5.Klik “Jadwal Perubahan” dan pilih waktu dan frekuensi sesuai dengan kebiasaan
anda memakai laptop. Pilih waktu ketika anda biasanya tidak menggunakan
komputer. Supaya proses backup lebih lancar dan tidak menggangu pekerjaan anda.
Karena proses backup data ini cukup menyita resource laptop loh. Coba pilih malam
hari.
6.Klik “Simpan Pengaturan dan Jalankan Backup,” kemudian “Back Up Now” untuk
memulai backup pertama Anda dan menyimpan cadangan pilihan Anda. Back up dapat
berlangsung beberapa menit atau hingga satu jam, tergantung pada apa yang Anda
back up. Setelah selesai, Anda dapat menghapus sumber eksternal Anda.
THANKS FOR READING :)
Jumat, 21 November 2014
Bahaya Merokok dan Narkoba
Hai
hai hai…,setelah postingan saya yang lalu tentang lingkungan hidup,sekarang
saya akan berbagi tentang “Bahaya Merokok dan Narkoba”.Apakah kalian tahu
bahaya merokok dan narkoba itu??Okayy nggak usah lama-lama,disini saya akan
menyinggung sedikit tentang bahaya rokok dan narkoba.Banyak remaja,anak-anak yang
usia muda itu sudah merokok juga mengkonsumsi narkoba, bahkan setiap tahunnya
banyak orang orang yang meninggal dunia karena mengkonsumsi narkoba serta pergaulan yang
bebas. Beberapa factor yang menyebabkan orang terjangkit oleh narkoba seperti
depresi,tidak dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang rumit ,mudahnya
didapatkannya zat adiktif ini, sehingga memilih untuk lari kedalam narkoba.
Nah
ini dia beberapa zat yang berbahaya yang
terkandung pada rokok diantaranya asapnya yang membuat orang menjadi sesak
napas, asap pada rokok itu juga terdapat 4000 zat kimia yang sangat berbahaya
untuk kesehatan,diantaranya yaitu nikrotin yang bersifat adiktif dan tar yang
bersifat karsinogenik selanjutnya racun dan karsinogen yang dapat menimbulkan kanker.Sedangkan Narkoba,narkoba
ialah bahan yang berbahaya yang sangat
dilarang untuk dikonsumsi,tapi banyak anak anak mudah sekarang sudah mencoba
narkoba itu sendiri.Narkoba juga dapat mengubah kesadaran dan perilaku
seseorang.Banyak orang orang luar yang membawa zat berbahaya ini ke negeri
kita,hal itu terjadi karena kurangnya penjagaan.
Beberapa
Jenis dari narkoba :
1.
Oploid
2.
Opium
3.
Morfin
4.
Herion /putaw
5.
Codein
6.
Metadon
7.
Ganja
8.
Kokain
9.
Crack
Adapun beberapa
bahaya narkoba diantaranya :
o Bengkak
o
Addiction(kecanduan)
o
Addictive Personality (Kepribadian mencandu)
o
Agitasi (Menantang berkelahi)
o
Ansietas(Cemas, khawatir, gelisah)
o
Apatis
o
BT/snuk(pusing, buntu, bosan, suntuk
o
Come Down
o
Craving
o Drug-induced
Death(Kematian yang disebabkan karena narkoba)
a. Gelisah,
cemas, takut, curiga dan waspada
b. Paranoid
c. Panik
d. Di
Surientasi
e. Bingung
f. Fotu
Fubia
g. Mudah
tersinggung
h. Depresi
i. Halusinogen
visual
j. Hilangnya
gangguan daya ingat
k. Hilangnya
hambatan impuls seksual
l. Agresif
Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda semua.TERIMA
KASIH :)
Jumat, 07 November 2014
LINGKUNGAN HIDUP
Akhir-akhir ini banyak terjadi pencemaran lingkungan salah satunya
adalah polusi udara.Polusi udara adalah salah satu pencemaran yang terjadi
akibat udara yang tercemar yang berasal dari gunung yang meletus,
pembuangan akhir asap kendaraan bermotor yang kurang sehat atau pun pembuangan
asap dari kegiatan industri.Hal ini biasa terjadi didaerah ibukota Indonesia
yaitu Jakarta.
Hal ini tentunya menimbulkan efek pencemaran udara pada
kehidupan manusia dapat dibagi menjadi efek umum, efek terhadap ekosistem, efek
terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek terhadap
cuaca dan iklim, dan efek terhadap sosial-ekonomi.
Efek umum pencemaran udara terhadap kehidupan manusia, antara lain
:
- Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan fauna.
- Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
- Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca(green house effect).
- Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap benda yang terbuat dari logam.
- Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya.
- Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan lalulintas di darat, sungai, maupun udara.
- Menyebabkan wama kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.
Pencemaran udara disebabkan oleh
berbagai sumber, diantaranya yaitu :
- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
- Debu Timah hitam
- Aerosol
- Kebisingan
- Suhu yang tinggi dan tidak diimbangi dengan udara yang segar.
Langganan:
Postingan (Atom)